MENATA MASA DEPAN SAWANGAN – BOJONGSARI SEBAGAI KAWASAN BISNIS BARU KOTA DEPOK
KORIDOR DEPOK – SAWANGAN – BOJONGSARI BAKAL JADI PUSAT BISNIS KEDUA KOTA DEPOK.
Pembangunan kota ini disinyalir hanya menuruti
nafsu pemerintah daerah, dengan menggenjot pertumbuhan melalui pembangunan
property (apartemen dan mall). Di mana pada tahun 2010 saja ada tiga ratus
perumahan yang mendapat izin pembangunan, lalu tiga tahun kemudian Kota Depok
sudah memiliki lebih dari 400.000 bangunan rumah.
Pada tahun 2015, sekurangnya ada tujuh bangunan
apartemen dan lebih dari enam pusat perbelanjaan yang dilewati oleh Jalan Margonda sebagai jalur utama Kota Depok. Berbagai
izin usaha begitu mudah dikeluarkan oleh pemerintah kota ini,
namun tidak memiktrkan standar-standar operasional yang handal untuk mengantisipasi
berbagai dampak pertumbuhan tersebut, mulai dari persoatan kemacetan yang tak
kunjung usai.
Untuk mengantisipasi dan menyelesaikan masalah
ini, pemerintah kota depok terus berupaya untuk membangun infrastruktur. Hal
ini kembali ditegaskan Walikota Depok H. Nur Mahmudi Ismail bahwa dalam 15
tahun terakhir Pembangunan di Kota Depok terus meningkat.
"Pembangunan di Kota Depok amat pesat.
Akses dan kebutuhan informast masyarakat semakin mudah diperoleh. Sektor
unggulan, hotel, jasa, pertumbuhan properti dan industri yang begitu pesat.
Begitu juga sektor industri kreatif, dan cyber city," tutur Nur Mahmudi.
Nur Mahmudi juga menjelaskan Anggaran
Pendapatan dan Pembelanjaan Daerah (APBD) saat ini digunakan untuk menambah
beberapa fasilitas, demi mewujudkan Kota Depok yang maju.
Pembangunan infrastruktur jalan raya termasuk
jalan tol, merupakan unsur yang sangat penting bagi proses perkembangan dan
pertumbuhan ekonomi masyarakat maupun pembangunan ekonomi secara nasional.
Tidak mengherankan jika setiap periode pemerintahan, sektor infrastruktur
merupakan target pencapaian pembangunan yang sangat penting.
MEMBACA PELUANG MAGNET PERTUMBUHAN BARU KOTA DEPOK
jika memperhatikan pertumbuhan kota. mungkin sudah menjadi
tradisi dari pakar-pakar sejak ratusan tahun yang talu
Ulasan mengenai isu perkotaan di Indonesia juga sudah banyak dilakukan oleh
ahli-ahli dari dalam maupun luar negeri. Di tengah diskusi tersebut barangkali
kemunculan kota yang menjadi penyangga dan gejolak ekonomi Jakarta merupakan
yang paling unik.
Salah satunya Kota Depok yang muncul sebagai
imbas dan gejolak ekonomi nasional yang terpusat di Jakarta. Kota ini tumbuh
tanpa rekaya; rekayasa sosial dari negara, melainkan lebih kepada dorongan dari
permintaan Ibu Kota yang begitu memuncak. Bisnis perumahan dan apartemen begitu
pesat berkembang sebagai sebuah mekanisme pasar yang alamiah. Jaringan Jakarta
dengan Kota Depok sebagai penyangga ini membentuk hubungan yang saling
membutuhkan, bahkan cenderung posesif.
Hal ini perlu menjadi perhatian pemerintah kota
Depok, agar masing-masing daerah lebih memiliki keterkaitan. Depok Sawangan
hingga Bojongsari, kini menjadi wilayah yang banyak diincar pengembang.
Tercatat nama-nama seperti Sinarmas Land. Megapolitan Development, Adhi Persada
Realty, Relife Pioperty. dan Gapura Prima Group. Mereka mengembangkan perumahan
dengan varian beragam dan konsep berbeda.
Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail, mengatakan
tantangan pembangunan dan pemerintahan di Kota Depok pada masa yang akan datang
semakin berat. Di antaranya: Perkembangan penduduk. Atas Terbangunnya jalan tol)
Cinere-Jagorawi (Cijago) dan Depok-Antasari (Desari), Kemajuan Teknologi
Informasi (TI) yang sedemikian pesat. Lebih lanjut ia mengatakan berkat
kerjasama semua pihak dan komunitas, Kota Depok telah berkembang cukup pesat
dalam berbagai bidang yang terlihat dari meningkatnya pendapatan masyarakat.
Selama ini, publik mengenal pusat bisnis dan
ekonomi Kota Depok hanya terkonsentrasi di koridor Margonda Betapa tidak. Di
sini telah banyak berdiri fasilitas-fasilitas komersial yang menjadi magnet
kuat dan tempat berkumpulnya masyarakat dari seluruh penjuru Kota Depok untuk
melakukan transaksi ekonomi.
Oleh karena itu. Pemerintah Kota Depok telah
menyiapkan rencana strategts agar magnet pertumbuhan tersebar merata ke seluruh
wilayah Kota. Menanggapi hal ini, Nurmahmudi Ismail, telah menyiapkan 6 kawasan
yang dirancang sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru. Enam kawasan tersebut
adalah Cinere. Bojongsari, Cimanggis, Cibubur, Tapos, dan Citayam.
Dengan dibukanya keenam pusat pertumbuhan
ekonomi baru tersebut Nurmahmudi berharap, pembangunan tersebar merata,
Pendapatan Asli Daerah Kota Depok meningkat, dan pada gilirannya masyarakat
menikmati pembangunan dalam level hidup yang sejahtera.
Pemerintah Kota (Pemkot) Depok sendiri telah
menargetkan pada akhir 2016 akan menjadi salah satu kota yang maju dalam
memberikan pelayanan publik dan penyediaan infrastruktur Terutama pada
kawasan-kawasan yang memiliki prospek sebagai kawasan pusat bisnis baru. Seperti
pada koridor Depok sawangan – Bojongsari.
MENATA MASA DEPAN SAWANGAN - BOJONGSARI SEBAGAI KAWASAN BISNIS BARU KOTA DEPOK.
Pembangunan di Depok saat ini semakin pesat. Bak seorang remaja, Kota Depok kini memasuki masa puber yang dalam pada itu segudang permasalahan menghadang.
Seiring dengan itu diperlukan langkah-langkah progresif pembangunan.
Tata ruang dan tata kota masih menjadi hal
krusial Pertumbuhan penduduk yang relatif pesat yakni mencapai 1.962.160 jiwa
pada 2013. dipastikan memicu tingginya kebutuhan akan bangunan. Karenanya pemerintah
harus tetap memastikan ketersediaan ruang terbuka hijau dan konservasi air yang
lebih baik. Hal ini sejalan dengan misi mewujudkan lingkungan yang nyaman Kota
Depok sebagai sebuah kota yang layak.
Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail saat
memaparkan rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Depok menjelaskan bahwa secara
administratif Kota Depok memiliki luasan 20.029 hektar Jika dianalogikan
kira-kira 1/3 dan luas DKI Jakarta Selain itu laju perkembangan penduduk Kota
Depok sangat cepat. Pada saat ditetapkan sebagai sebuah kota pada tahun 1999,
jumlah penduduk Depok saat itu berjumlah sekitar 900.000 jiwa.
"perkembangan jumlah penduduk ini diperkirakan mencapai 581 jiwa per
hari," imbuhnya
Saat ini pusat pertumbuhan Depok terkonsentrasi
di wilayah Margonda dan Cinere. Perkembangan ini harus segera dikendalikan
dengan membangun pusat perkembangan baru atau counter magnet di wilayah barat
dan setatan. Dan wilayah ini harus memiliki infrastruktur yang baik. Namun,
untuk lahan yang tersedia untuk jalan baru sekitar 4% padahal kebutuhan saat
ini mencapai 8%.
Nur Mahmudi Ismail mengatakan "Saat ini
sentra usaha di Depok lebih cenderung ke arah perdagangan Dengan hadirnya
sentra perkantoran akan menjadikan dunia usaha di Depok menjadi bervartasi
Selama ini ruko yang ada hanya bergerak di bidang perdagangan.
Pengamat tata kota Emil Dardak mengatakan bahwa
Depok harus menjadi Kota Mandiri bukan menjadi kota penyangga oleh sebab itu
Depok harus dapat bersaing dengan kota-kota disekitarnya serta memberikan
pelayanan pembangunan yang merata.
Emil menambahkan bahwa perlu adanya sentra
ekonomi di wilayah lainnya. agar masyarakat tidak perlu jauh-jauh bekerja di
Jakarta hanya untuk menjadi OB.
“Di Depok butuh yang namanya sentra bisnis
Untuk itu Depok harus dapat bersinergi dengan daerah-daerah di sekitarnya
perbaikan roda trasportasi.'
Hal senada juga diungkapkan, Staf Pengajar Tata
Ruang Departemen Geografi, F-MIPA, Universitas Indonesia. Tarsoen Wiryono, menyarankan
Pemerintah Kota Depok agar secepatnya membuat grand design untuk
kawasan-kawasan perkembangan baru yang berpotensi meningkatkan daya ekonomi
sehingga tercipta sentra-sentra atau basis ekonomi baru. Dengan begitu, pusat
aktivitas bisnis sebagai sentra kemacetan yang selama ini teraglomerasi di
Jalan Raya Margonda dapat tersebar merata.
Menurut Tarsoen, kawasan perkembangan baru
tersebut berorientasi ke arah Selatan. terutama Sawangan - Bojongsari. Kawasan
ini terkoneksi dengan
Parung dan Leuwiliang (Bogor) serta Serpong (Tangerang Selatan) dengan
keunggulan masing-masing yang bisa dijalin secara sinergis. Aksesibilitasnya
pun mudah dan memadai. Ketiganya terkoneksi dengan jalan utama dan lingkungan dengan
kualitas baik.
Sawangan berpotensi menjadi kawasan terbuka,
yang menghubungkan Depok kota dengan ketiga kawasan tersebut. Betapa prospek ke
depannya akan sangat cerah sekaligus dapat mengurangi beban kota yang terpusat
di Jalan Raya Margonda. Lahan kosong nonproduktif masih tersedia luas dan bisa
dimanfaatkan sebagai permukiman sekaligus komersial," tandasnya.
Jika Depok mampu memanfaatkan peluang tersebut,
maka Sawangan akan tampil sebagai kekuatan ekonomi baru: Harga lahannya masih
relatif lebih murah yakni sekitar Rp 750.000 hingga Rp 2.5 juta per meter
persegi.
Pemerintah Daerah Kota Depok telah
mengalokasikan tidak kurang dari 25 persen Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) Depok untuk membangun infrastruktur Terutama dalam upaya peningkatan
kapasitas dan perbaikan kondisi jalan-jalan. Jalur Depok-Sawangan-bojongsari,
ke depan akan bertambah ramai seiring dengan rencana perpindahan terminal Depok
ke wilayah Parung.
Prospek kawasan Sawangan akan semakin baik
dengan adanya proyek tol yang sedang disiapkan pemerintah yakni tol Depok-Antasan
(Desari) Rencana pembangunan jalan tol tersebut membuat Kota Depok kini makin
dilirik investor.
Tiga pusat pertumbuhan baru yang diperkirakan
cepat berkembang setelah jalan toi dibangun adalah Cinere dan Jalan Limo Raya,
serta Sawangan dan kawasan Rangkapan Jaya Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail
berharap warganya mendukung pembangunan infrastruktur kota itu karena kehadiran
dua jalan tol tersebut akan mempercepat pertumbuhan kota. Bila itu terwujud,
jalur Depok-Sawangan-hingga bojongsari diyakini bakal semakin berkembang.
Begitu pula dengan pembangunan Depok yang terus
berkembang pesat Perkembangan pembangunan kota depok yang selama ini terpusat
pada kawasan bisnis Margonda. kini mulai bergeser ke kawasan lainnya. Salah
satunya Koridor Depok Sawangan-Bojongsan Kawasan ini diprediksi akan menjadi
kota kedua yang prospektif sebagai kawasan bisnis setelah Margonda. Hal itu dilihat
dari perkembangan intrastruktur dan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat. Terlebih
dengan bermunculannya perumahan menengah atas di jatur
Depok-Sawangan-Bojongsari. Dengan adanya Indikasi jaringan ifrastruktur,
fasititas social dan umum, serta pertumbuhan ekonomi wilayahnya yang terus
meningkat. semakin menambah posisinya yang strategis karena memiliki akses ke
Depok dan Ciputat menuju Jakarta, ke Bogor dan ke Serpong. Begitu juga dengan
sarana transportasi baik dari dan ke tempat kegiatan. seperti sekolah dan
tempat kerja juga mudah ditemui karena dilewati jalur kendaraan umum 24 jam non
stop.
Depok-Sawangan-Bojongsari pun otomatis menjadi
pilihan investasi yang tak bisa diabaikan. Harus diakui, semakin banyak orang
yang melirik kawasan ini baik sebagai tempat tinggal yang representative maupun
sebagai investasi. Dengan kondisi seperti itu, Sawangan benar-benar menjadi
kawasan yang prospektif. Tidak hanya permukiman namun juga rumah toko (ruko).
Selama ini, masyarakat mengidentikkan investasi
properti hanya sebatas membeli rumah atau apartemen. Padahal, ada alternatif
lainnya, selain kedua jenis bangunan tersebut, yakni rumah toko (ruko)
Permintaan ruko tinggi terutama untuk mensuplai
di kawasan bisnis, perdagangan, dan entertainment. Di kawasan-kawasan seperti ini,
ruko-ruko
yang terletak di kawasan perumahan puri depok, pusat niaga DTC di perumahan
Maharaja, ruko di jalan pramuka raya mampang depok. ruko di jalan Raya Bojong
Sari, dan ruko di jalan Raya Muchtar, Sawangan serta sejumah ruko-ruko lain
yang telah ada di sepanjang koridor Depok - Sawangan - Bojongsari Seperti Citra
Sawangan Square berdiri diatas lahan 1442 M2 Terletak dilokasi strategis
Sawangan yang merupakan kawasan yang strategis untuk investasi. Lokasinya
berada di jalan Mukhtar Raya, Kelurahan Sawangan. Kecamatan Sawangan, Kota
Depok. Selain itu, lokasinya dekat dengan pusat-pusat perbelanjaan, pendidikan,
rekreasi dan rumah sakit yang merupakan salah satu faktor akan meningkatkan
nilai investasi.
0 komentar:
Posting Komentar